Kamis, 15 November 2007

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN MOTIVASI PELAKSANAAN TAKS DI RUANG RAWAT INAP

ABSTRAK

Gangguan jiwa merupakan penyakit multikausal sehingga banyak model konsep yang mencoba menjelaskan fenomena gangguan jiwa tersebut, beberapa jenis terapi yang dikenal dalam psikiatri salah satunya adalah terapi modalitas termasuk didalamnya terapi aktivitas kelompok/terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung. Dalam pelaksanaan TAK/TAKS tidak terlepas dari pengetahuan perawat sebagai terapis. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi Cross Sectional untuk mencari hubungan antara pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung. Data yang diambil adalah perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung yang menjadi responden dalam penelitian, populasi penelitian berjumlah 32 responden, teknik sampel yang digunakan adalah total sampling. Data yang diolah kemudian diinterpretasikan ke dalam analisa univariat yaitu pengetahuan perawat ruang rawat inap tentang TAKS yang tinggi 19 orang (59.4%) dan 13 orang (40.6%) mempunyai pengetahuan yang rendah sama halnya untuk motivasi pelaksanaan TAKS yaitu 18 orang (56.2%) mempunyai motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan TAKS sementara 14 orang (43.8%) mempunyai motivasi yang rendah dalam pelaksanaan TAKS dan analisa bivariat yang hasilnya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung dengan nilai pValue sebesar 0,000 dan derajat keeratannya sebesar 29,33 dimana perawat berpengetahuan tentang TAKS tinggi berpeluang 29,33 kali memiliki motivasi pelaksanaan TAKS tinggi dibandingkan perawat berpengetahuan tentang TAKS rendah. Untuk Institusi Pendidikan disarankan untuk melanjutkan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan motivasi pelaksanaan TAKS di Rumah Sakit Jiwa


PENGANTAR

Masalah kesehatan jiwa telah menjadi perhatian dunia terutama karena masalah kesehatan jiwa merupakan penyebab terbesar hilangnya sejumlah tahun kualitas kehidupan manusia. Ratusan jiwa wanita, pria dan anak-anak menderita gangguan jiwa, sementara sejumlah besar lainnya mengalami distress karena korban tindak kekerasan, kemiskinan dan eksploitasi, penyalahgunaan zat dan masalah perilaku lain mempengaruhi kehidupan remaja, dewasa muda dan lansia1.
Menurut catatan Rumah Sakit Jiwa (diambil dari Lampung Post; Jum`at, 28 April 2006), 57% dari 7.012 pasien pada tahun 2005, penderita gangguan jiwa berada pada usia produktif, yaitu 25 hingga 44 tahun, dan 67% diantaranya pria.
Melalui survai kesehatan jiwa rumah tangga yang dilakukan pada penduduk 11 kota terpilih di Indonesia, dilaporkan prevalensi gangguan kesehatan jiwa sebesar 185 orang dalam 1000 penduduk. Ini berarti bahwa di setiap rumah tangga yang terdiri dari 5 – 6 anggota keluarga, terdapat satu orang gangguan kesehatan jiwa2.
Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa telah dilakukan oleh tenaga keperawatan, dengan melakukan kegiatan terapi aktifitas kelompok (TAK) sebagai terapi atau tindakan keperawatan jiwa yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan kesehatan jiwa serta mengubah perilaku klien menjadi adaptif melalui dinamika kelompok. Dalam melakukan Terapi Aktifitas Kelompok yang sering disebut dengan terapis tentu tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan terapis, hal ini diharapkan bisa mengatasi dan memecahkan permasalahan klien yang dirawat di Rumah sakit jiwa.
Berdasarkan pengamatan peneliti dalam pelaksanaan dilapangan khususnya di Rumah sakit jiwa propinsi Lampung untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok jarang atau tidak rutin dilakukan oleh perawat ruangan rawat inap walaupun ada tetapi tidak didokumentasikan, sementara TAK sering dilakukan oleh mahasiswa AKPER yang sedang praktik di Rumah sakit jiwa Propinsi Lampung. Berdasarkan data studi pendahuluan pada hari rabu tanggal 20 April 2006 yang didapat dari kepala seksi keperawatan dan kepala perawat ruangan rawat inap yang terdokumentasi untuk pelaksanaan TAK dan TAKS yang dilakukan oleh perawat ruangan rawat inap yaitu pada tahun 2002 TAK dilakukan sebanyak 5 kali, tahun 2003 TAK dilakukan 10 kali, tahun 2004 sampai dengan bulan April 2005 TAK tidak terdokumentasi, bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2005 TAK dilakukan sebanyak 7 kali, pada tahun 2006 sampai dengan bulan April TAK dilakukan sebanyak 8 kali dan TAKS dilakukan sebanyak 9 kali.
Motivasi merupakan karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi termasuk beberapa faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia. Memotivasi adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak. Fokus motivasi dalam rentang tingkah laku manusia terdiri dari refleks, dapat dipengaruhi, dan kebiasaan. Asumsi dasar mengenai motivasi menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (2003) bahwa individu mempunyai motivasi tinggi bila individu tersebut mempunyai kemampuan ilmiah atau semacam sumber daya manusia yang tinggi untuk membangkitkan motivasi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Motivasi Pelaksanaan TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung.


BAHAN DAN CARA PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan desain deskripsi korelasi, suatu rancangan penelitian yang ingin melihat hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan perawat tentang TAKS dan variabel terikat yaitu motivasi pelaksanaan TAKS. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat ruangan rawat inap dengan jumlah 32 yang ada di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung. Dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling yaitu 32 perawat ruangan rawat inap sebagai responden. Peneliti melakukan penelitian di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung, penelitian dilaksanakan pada minggu ke-I bulan Juni 2006.
Pengumpulan data telah dilakukan dengan menggunakan alat ukur kuisioner yang telah dibuat oleh peneliti dengan mengacu pada teori yang ada di tinjauan pustaka yang terdiri dari 20 pernyataan untuk variabel bebas yaitu pengetahuan perawat tentang TAKS dan 10 pernyataan untuk variabel terikat yaitu motivasi pelaksanaan TAKS.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuisioner yang diberikan kepada seluruh perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung.


Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung dengan rumus uji statistik Chi Square Test dengan tingkat kemaknaan (level of significance) alpha 0,05 dan tingkat kepercayaan 95 % sehingga hasil analisis hubungan Pengetahuan Perawat tentang TAKS dengan Motivasi Pelaksanaan TAKS diperoleh bahwa sebanyak 16 dari 32 responden (84.2 %) perawat berpengetahuan tinggi memiliki motivasi pelaksanaan TAKS tinggi. Sedangkan 11 dari 32 responden (84.6 %) perawat berpengetahuan rendah memiliki motivasi pelaksanaan TAKS yang rendah. Hasil uji statistik diperoleh pV sebesar 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS pada ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung. Hipotesis terbukti. Untuk derajat keeratan hubungan antara pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung adalah 29,33 dimana perawat berpengetahuan tentang TAKS tinggi berpeluang 29,33 kali memiliki motivasi pelaksanaan TAKS tinggi dibandingkan perawat berpengetahuan tentang TAKS rendah.

Pembahasan Hubungan Pengetahuan Perawat dengan Motivasi Pelaksanaan TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung

Berdasarkan hasil analisa Univariat menunjukkan bahwa pengetahuan perawat ruang rawat inap tentang TAKS sebagian besar mempunyai pengetahuan yang tinggi yaitu 19 orang (59.4%) dan 13 orang (40.6%) mempunyai pengetahuan yang rendah sama halnya untuk motivasi pelaksanaan TAKS yaitu 18 orang (56.2%) mempunyai motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan TAKS sementara 14 orang (43.8%) mempunyai motivasi yang rendah dalam pelaksanaan TAKS di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung. Dari hasil analisa Bivariat dengan bantuan komputer didapat pV sebesar 0,000 sementara Alpha () sebesar 0.05, sesuai dengan Hastono (2001) bahwa pV   terdapat hubungan yang signifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima, untuk derajat keeratan hubungan antara pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS sebesar 29,33 yaitu dimana perawat berpengetahuan tentang TAKS tinggi berpeluang 29,33 kali memiliki motivasi pelaksanaan TAKS tinggi dibandingkan perawat berpengetahuan tentang TAKS rendah. Dari hasil hipotesis penelitian tentang hubungan pengetahuan perawat tentang TAKS dengan motivasi pelaksanaan TAKS di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung bahwa peningkatan motivasi pelaksanaan TAKS dipengaruhi oleh pengetahuan perawat tentang TAKS, jika pengetahuan tinggi tentang TAKS maka motivasi pelaksanaan TAKS juga tinggi ini sesuai dengan Stoner, Freeman, dan Gilbert (2003) bahwa individu mempunyai motivasi yang tinggi bila individu tersebut mempunyai kemampuan ilmiah atau sumber daya manusia yang tinggi untuk membangkitkan motivasi.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari tanggal 15 Juni 2006 sampai dengan 19 Juni 2006 mengenai hubungan pengetahuan perawat dengan motivasi pelaksanaan TAKS di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung tahun 2006 dengan jumlah 32 responden, maka kesimpulannya sebagai berikut :
Dari hasil penelitian yang didapat tingkat pengetahuan perawat tentang TAKS di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung adalah tinggi dengan prosentase 59,4 %.
Motivasi pelaksanaan TAKS perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung mempunyai motivasi yang tinggi untuk pelaksanaan TAKS dengan prosentase 56,2 %.
Setelah data dianalisis kemudian diinterpretasikan hipotesis terbukti yaitu terdapat hubungan pengetahuan perawat dengan motivasi pelaksanaan TAKS di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung yang sangat kuat/sempurna dan bersifat positif dengan hasil pValue sebesar 0,000 dengan derajat keeratan 29,33 yaitu dimana perawat berpengetahuan tentang TAKS tinggi berpeluang 29,33 kali memiliki motivasi pelaksanaan TAKS tinggi dibandingkan perawat berpengetahuan tentang TAKS rendah.

Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
Untuk perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung diharapkan hasil penelitian ini dapat memacu untuk lebih meningkatkan lagi pengetahuan tentang TAKS serta motivasi pelaksanaan TAKS lebih tinggi lagi.
Untuk Institusi Rumah Sakit berdasarkan penelitian di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan pengetahuan perawat dengan motivasi pelaksanaan TAKS di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung sehingga mendapat dukungan dari pihak manjemen Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung dalam meningkatkan sumber daya manusia atau pengetahuan perawat tentang TAKS serta memotivasi perawat dalam pelaksanaan TAKS.
Untuk Institusi Pendidikan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya serta disarankan untuk melanjutkan penelitian ini tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan motivasi pelaksanaan TAKS di Rumah Sakit Jiwa.


KEPUSTAKAAN

Akemat, 2003, Terapi Modalitas Keperawatan Profesional Jiwa, Lawang Malang.
Ali. HZ, 2001, Dasar-dasar keperawatan profesional, Wedia Medika, Jakarta.
Baihaqi, 2005, Psikiatrik: Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan, Refika Adiatma, Bandung.
Maslim. R, 2002, Buku Saku PPDGJ edisi III, Jakarta.
Hamid. AY, 1999, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa pada Anak, Wedya Medika, Jakarta.
Hasibuan.MSP, 2001, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Bumu Aksara, Jakarta.
Nusalam, 2003, Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian dan Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Soekamto. S, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

1 komentar:

kie_Qie mengatakan...

oh iya mas....
boleh kah saya mengetahui referensi buku terbaru tentang TAKS... krn pada saat ini saya sedang menjalani KARYA TULIS ILMIAH... saya kebentur di buku terbaru.....
bisa kah mas tolong...???
KTI saya membahas masalah "gambaran pengetahuan perawat pelaksana tentang TAKS di rumah sakit jiwa"
bisa kah mas memberi saran atau cara yg terbaik...

saya tggu jwbn'a ya mas....

by
"Qieky_SZ